Generasi Maju dan Berbudaya dengan Membaca

Salah satu upaya untuk mencetak generasi penerus yang berkualitas dan berwawasan luas sejak usia dini adalah dengan penanaman budaya minat baca. Minat baca adalah ketertarikan dari hati seseorang terhadap aktivitas membaca. Membaca merupakan suatu aktivitas mengenai ketrampilan berbahasa yang bertujuan untuk memahami ide, gagasan, serta perasaan yang ada pada teks. Dalam prosesnya, seseorang akan mengalami proses berpikir untuk memahami ide serta gagasannya secara mendalam, atau yang biasa disebut divergen thinking. Aktivitas membaca erat hubungannya dengan faktor pengembangan berpikir manusia berdasar hal yang pernah dialaminya (Pujiono, 2012). Dengan membaca, seseorang dapat mengasah kemampuan untuk memahami apa yang apa yang terdapat pada teks, baik yang tersurat maupun tersirat.

Melalui salah satu kegiatan literasi yaitu membaca, seseorang dapat mengetahui berbagai hal dari seluruh dunia dan segala jaman. Hal itu tidak terlepas dari kalimat, “Buku adalah jendela dunia”. Beragam pengetahuan tersedia pada buku bacaan. Semakin banyaknya buku yang dibaca, maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang didapatkan. Semakin banyak ilmu pengetahuan yang didapatkan, semakin dekat jalan ita menuju gerbang peradaban suatu bangsa. Menurut Hayon (2007), terdapat tiga kelompok besar mengenai definisi membaca, yaitu Pertama, pengertian membaca yang ditarik sebagai interpretasi pengalaman membaca, bermula dengan penemuan waktu dan berawal dengan pengelolaan tanda-tanda berbagai benda. Kedua, definisi atau pengertian membaca yang ditarik dari interpretasi lambang grafis; membaca merupakan upaya memahami makna dari untaian huruf tertentu. Dan ketiga, definisi atau pengertian membaca yang ditarik dari keduanya, yakni membaca merupakan perpaduan antara pengalaman serta upaya memahami lambang-lambang grafis atau dari halaman bercetakan.

Hal yang menjadi alasan penanaman budaya membaca merupakan solusi yang tepat untuk mencetak generasi penerus yang berkualitas dan berwawasan luas, dikarenakan membaca memiliki beberapa alasan menurut Kamsul (2017), yaitu:

  1. Dapat merupakan cara untuk mendalami suatu masalah dengan mempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan.
  1. Untuk dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu persoalan.
  2. Untuk mencari nilai-nilai hidup sebagai kepentingan pendidikan diri sendiri.
  3. Untuk mengisi waktu luang dangan mengamati seni sastra ataupun cerita fiksi yang bermutu.

Memang tak perlu diragukan lagi manfaat dari aktivitas membaca sangatlah luas. Dengan membaca ataupun bercerita, dapat mempengaruhi pola pikir dan karakter seseorang. Sedangkan untuk anak usi dini, untuk memperkenalkan aktivitas membaca diawali dengan kegiatan bercerita atau mendongeng. Seperti pandangan Sulistyorini dalam Fitroh (2015), yang mengatakan bahwa penyadaran nilai moral anak sangat tepat jika dilakukan melalui cerita atau dongeng. Hal ini dikarenakan cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan nilai dan estetika kepada anak. Dalam kegiatan bercerita atau mendongeng inilah diperlukan adanya peran pendamping, baik oleh guru maupun orangtua untuk memberikan pengarahan yang baik kepada anak.